Pesawat N250 Dimuseumkan, Ujung Gelap Dunia Iptek Tanah Air?


 Esok, Selasa, 25 Agustus 2020, pesawat namanya Gatotkaca itu diserahterimakan dengan faksi Museum Pusat Dirgantara Mandala (Pusdirla) Yogyakarta. Pesawat bikinan PT Dirgantara Indonesia (DI) itu pada akhirnya jadi salah satunya koleksi museum punya TNI Angkatan Udara.

Panduan Memilih Situs Slot Terpercaya

Benar-benar benar-benar disayangkan, sesudah dua dasawarsa berlalu serta "tidak disentuh-sentuh", pada akhirnya Gatot Kaca karya anak negeri, bapak genius Burhanuddin Jusuf Habibie, tidak dapat mengudara lagi.


Untuk orang yang sempat turut "menjaga" bagaimana perjuangan eyang Habibie, jelas saya susah. Ingin menangis, justru. Pikirkan, pesawat yang dengan kerja keras dibuat eyang harus gagal demikian saja seperti menguburkan mimpi indah. Seperti terhempas ke jurang.


Walau sebenarnya, dua pekan kemarin kita barusan mengingati Hari Kebangkitan Tehnologi Nasional (Hakteknas) yang ke-25, serta pada 17 Agustus lalu kita barusan rayakan kemerdekaan RI yang ke-75. Benar-benar benar-benar menyakitkan kan? Kelihatannya ini ialah hadiah paling memilukan buat komune iptek Indonesia.


Kembali lagi memperingatkan, penerbangan pertama pesawat N-250 Gatotkaca pada 10 Agustus 1995 di dasar Lapangan terbang Husein Sastranegara Bandung jadikan Indonesia semakin dilihat oleh dunia. Ditambah Gatotkaca ini 100 % bikinan bangsa Indonesia.


Pesawat ini memakai code N yang bermakna Nusantara, memperlihatkan design, produksi serta perhitungannya ditangani di Indonesia.


Kesuksesan menerbangkan pesawat N-250 ini, atas saran komune iptek, karena itu pada 6 Oktober 1995 Presiden Republik Indonesia memutuskan 10 Agustus untuk Hari Kebangkitan Tehnologi Nasional (Hakteknas) lewat Ketetapan Presiden Nomor 71 Tahun 1995.


Menurut saya, ketetapan memuseumkan pesawat N250 ialah ironi dalam perolehan iptek serta pengembangan nasional. Produk kebanggaan bangsa Indonesia, sekarang cuma usai ironis jadi barang koleksi semata-mata. Walau sebenarnya, karena N250 itu kita jadikan bangsa yang dihormati di dunia. Ditambah pesawat ini sempat melingkari asia sampai ke Eropa.


Dapat jadi, pemuseuman Gatot Kaca untuk tanda-tanda jika iptek serta pengembangan bukan suatu hal yang perlu. Juga bisa jadi isyarat untuk ujung gelap dari dunia Iptek serta pengembangan. Kemungkinan ada kecemasan, produk iptek yang dibuatnya cuma akan isi museum, seperti Gatotkaca.


Kebanggaan atas perolehan itu juga meredup.


Kenapa saya berpikir semacam itu sebab pesawat R-80 -- pesawat yang bermuatan seputar 80-90 penumpang, serta pesawat N-245 --yang muat bawa 50 penumpang, dicoret dari program Project Taktiks Nasional (PSN) tanpa ada fakta yang pasti. Benar-benar menyedihkan pakar dirgantara anak negeri yang telah berusaha susah payah meningkatkan program ke-2 pesawat itu.


Postingan populer dari blog ini

Hell becomes heritage: Ex-ESMA clandestine detention centre wins UNESCO approval

exactly just what are actually several of things that you've been actually

Very little of the deep ocean has been systematically explored